Jakarta, Kompas
Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang mengizinkan warga
menggarap lahan tidur milik Pemda DKI selama masa krisis, telah
memancing warga berbondong-bondong mengkapling, membabat rumput,
dan menebangi pohon di kawasan Danau Pulomas dan Lapangan Pacuan
Kuda Jakarta Timur. Penjagaan petugas dan aparat keamanan Pemda
Kodya Jakarta Timur tidak menyurutkan warga untuk menggarap lahan
tidur tersebut, bahkan sempat terjadi bentrokan antar mereka.
Dari pengamatan Kompas di lapangan, lahan tidur milik Pemda DKI
di Pulomas Barat, Senin (10/8) masih dikuasai warga. Sekitar
65 warga RT 07 dan 08 RW 09 Kelurahan Kayu Jati telah lebih dari
sepekan menggarap lahan di Pulomas Barat. Walaupun sempat dijaga
petugas keamanan dan aparat Pemda Kodya Jaktim tetapi sampai
kemarin warga masih terus menggarap lahan tersebut. Aktivitas warga
tersebut kemudian terhenti karena terlibat bentrok fisik dengan
petugas dan karyawan PT Pulomas Jaya, Minggu (9/8). Satu orang
luka-luka dalam bentrokan tersebut (Kompas, 10/8).
Seperti diberitakan, Gubernur DKI mengatakan, selama krisis
ekonomi warga boleh saja menggarap lahan tidur milik Pemda DKI
asalkan untuk itu mendapat izin dari Pemda DKI. Sutiyoso
menyatakan hal tersebut menanggapi penggarapan lahan di Pulomas
Barat oleh sejumlah warga.
Bahkan pernyataan gubernur tersebut didukung oleh Wakil Ketua
F-ABRI DPRD DKI Gafar Malik dan Agus Waluyo (F-KP) yang mengatakan,
lahan tidur milik Pemda harus dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat
(Kompas, 6/8). Namun sejauh ini, aturan dan prosedur perizinan
yang dimaksudkan Pemda DKI untuk menggarap lahan tidur miliknya
belum konkrit dan jelas.
Datang ramai-ramai
Namun di lapangan, seperti diungkapkan salah seorang penggarap,
Ratna Tampubolon (54), pernyataan tersebut kemudian memancing warga
untuk menggarap lahan tidur Pemda. Ratusan warga misalnya, sejak
Kamis (6/8) datang dan kemudian mengkapling-kapling lahan di tepi
danau Pulomas. Pada saat bersamaan, ratusan warga juga mengkapling
lahan di pinggir Lapangan Pacuan Kuda, masih di kawasan Pulomas.
Menurut seorang petugas parkir di depan SMU 21 Jaktim, para
penggarap itu datang dengan menggunakan sepeda motor, mobil, maupun
berjalan kaki. "Gara-gara Gubernur bilang kalau warga boleh menggarap
lahan tidur sih," kata Ratna. Dia sendiri bersama 65 orang
warga RT 07 dan 08/RW 9, Keluarahan Kayu Jati Pulogadung Jaktim
yang menggarap lahan seluas 1,2 ha itu.
Sepanjang Senin (10/8) tidak terlihat lagi warga yang menggarap
lahan di tepi Danau Sunter maupun di kawasan Lapangan Pacuan Kuda.
Tali-tali rafia sebagai batas "kapling" memang masih terlihat.
Sementara itu, di Pulomas Barat sekitar 65 orang warga masih terus
menggarap lahan tidur milik Pemda.
Sebenarnya pemerintah dalam waktu dekat akan mengeluarkan
Keputusan Presiden (Keppres) tentang penggunaan lahan kosong.
(msh/ssd)
Sumber: 11 Agustus 1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar